Pengalaman WULF bersama Unilever

Dua tahun lalu, saya masih menjadi mahasiswi tingkat akhir jurusan farmasi. Selain sibuk ujian akhir, saya pun mulai mencari pekerjaan apa yang sebenarnya saya inginkan dan mau kerja dimana. Saya melihat banyak sekali peluang kerja tidak terbatas pada bidang farmasi, saya pun melihat dan mempelajari lebih lanjut apa yang dikerjakan marketing, business development, consulting, dan supply chain.

Tepatnya September 2017, saya melihat iklan program Women Unilever Leadership Fellowship atau WULF di laman Facebook Unilever Indonesia. Saya langsung tertarik dan segera mencari tahu program tersebut. Agak sulit rupanya karena program ini masih baru dan Unilever Indonesia merupakan negara ke-4 yang bekerja sama dengan NGO WomEng untuk mengadakan WULF. FYI, WomEng (womeng.org) merupakan NGO yang menyuarakan pergerakan persamaan gender di dunia engineering. NGO yang berasal dari Afrika Selatan ini mempunyai misi untuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan untuk meniti karier di dunia engineering. Update di tahun 2019 ini, WomEng sudah berkolaborasi dan memiliki program serupa di berbagai negara untuk mengkampanyekan visi mereka.

Sekilas tentang WULF, acara ini merupakan wadah yang disediakan Unilever bagi mahasiswi tingkat akhir yang berminat berkarier di bidang supply chain. Program ini merupakan paket lengkap perbekalan, perkenalan tentang apa itu supply chain, peran perempuan di supply chain, dan networking dengan tim Unilever Indonesia. Selain workshop dan pembangunan softskill, WULF pun menghadirkan mentor inspiratif yang merupakan perempuan-perempuan dari bidang supply chain. Para peserta bisa bertanya tentang suka duka bekerja di supply chain, lingkungan kerja, maupun fasilitas kantor yang mendukung perempuan berkarier.

Pada WULF tahun 2017, terdapat 50 peserta yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia terpilih untuk keliling salah satu pabrik Unilever di Cikarang. Acara ini berlangsung selama 3 hari. Setelah saya mengenal semua peserta, hanya saya yang memiliki background bukan engineering. Namun hal ini yang membuat saya unik dan selalu antusias untuk menceritakan minat saya di supply chain. Lalu apa tipsnya untuk bisa lolos seleksi WULF ini? Hal yang utama dilakukan adalah cari tahu tentang WomEng dan apakah value WomEng sesuai dengan aspirasi kita. Apakah kita benar-benar ingin bekerja dalam bidang Supply chain. Saya masih ingat, ketika harus menyebutkan perusahaan yang saya idamkan untuk bekerja, tidak satupun perusahaan farmasi yang saya sebutkan.

Mengikuti program-program Unilever seperti ini meningkatkan peluang untuk bisa magang maupun bekerja di Unilever.
Simgkat cerita, tepat setelah lulus saya memiliki kesempatan untuk mengikuti program magang di Unilever (ULIP). Setelah 6 bulan ULIP, saya pun lanjut bekerja di Unilever Indonesia.

Demikian sharing dari saya terkait WULF semoga terinspirasi untuk meniti karir di bidang Supply Chain, khususnya di Unilever Indonesia.

Daftar WULF sebelum 12 October 2019 yaaa!

Comments

Popular posts from this blog

ALUN-ALUN BANDUNG

Kuliah Ngapain Aja