Kuliah Ngapain Aja

Selesai sudah kewajibanku selama 4 tahun sebagai mahasiswa pada bulan Juli lalu. Menjadi seorang ‘fresh graduate’ merupakan peluang baru yang menantang saya untuk memulai fase karir impian. Mendalami ilmu sains selama 4 tahun tidak membuatku arogan dengan pengetahuan logika yang kritis karena banyak hal yang tidak dipelajari di bangku kuliah, namun penting untuk dikuasai dan menjadi bekal dalam memulai karir. Berikut ini kutuliskan beberapa pemikiran yang muncul setelah menjadi mahasiswa yang khawatir akan ketatnya persaingan dunia setelah wisuda.

Pada umur yang masih muda bahkan sebelum 17 tahun, siswa-siswi SMA sudah harus menentukan jurusan berdasarkan nilai ujian dan kemajuan siswa. Setelah lulus SMA, mereka harus memilih jurusan untuk kuliah. Pada tahap penentuan ini, aku masih tidak yakin dan tidak tahu karir apa yang akan dituju. Semua keputusan diambil berdasarkan nilai terbaik yang diperoleh, jurusan IPA dan pelajaran Kimia. Kedua hal ini mengerucutkan keputusanku untuk mengambil jurusan Farmasi di bangku kuliah. ‘I didn’t think that I enjoyed study Pharmacy, but I followed all of it well’ Tahun pertama dan kedua, aku masih tidak tahu tujuan kuliah dan karir di bidang farmasi. Berbagai peluang selain membuka apotek pun masih banyak, tapi aku masih bingung karir apa yang kusuka. Belajar hal yang spesifik tentunya akan memperkecil peluang kerja. Contohnya belajar farmasi cocok untuk industri obat dan kosmetik, sedangkan belajar keuangan (finance) memiliki pilihan karir yang luas karena semua perusahaan memerlukan tenaga ahli keuangan. Fakta ini menyadarkan aku tentang banyaknya kesempatan di luar kuliah untuk mengembangkan potensi diri selain akademik di perkuliahan. Oleh karena itu, aku mulai mencari kesempatan lomba maupun kegiatan lain karena di tahap ini aku mulai khawatir dengan persaingan dunia kerja yang lebih ketat.

Pada tahun ketiga kuliah, aku memulai usaha online florist dengan dua teman sekelas sebagai partnerku. Awalnya, kami jenuh dengan rutinitas perkuliahan dan berniat untuk membangun usaha untuk melepas penat. Kami memulainya dengan langsung membuat contoh produk. Langsung beli bahan, bunga, rangkaian bunga seperti apa yang menjadi ciri khas dan brand untuk florist. Tidak ada pembagian posisi dan tugas untuk di awal pembentukan tim kecil ini. Siapa yang dapat pesanan, langsung berembuk mengerjakan bersama-sama. Kami bertiga tidak mengejar omzet tertentu karena yang kami kerjakan hanya untuk melepas penat kuliah dan serunya berbisnis kecil-kecilan. Patokan harga pun terbilang 70%-80% lebih murah dari florist pada umumnya. Setelah satu tahun berjalan, kami berencana untuk memperluas target market di universitas lain. Yasshhh!!!

Tahun keempat kuliah merupakan tahap fokus untuk lulus dimana semua waktu tersita untuk penelitian dan revisi skripsi yang tak terhingga. Usaha florist kami tetap berjalan namun hanya mengutamakan order untuk wisuda atau pesanan dari jauh-jauh hari. Sampai sekarang pun aku masih mau mencoba bisnis lain untuk dikembangkan kemudian. Cheers to another chapter in my life!

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman WULF bersama Unilever

ALUN-ALUN BANDUNG